Konstruksi aki ada bermacam-macam jenisnya, berdasarkan bahan yang digunakan dan cara kerjanya.
Salah satu komponen penting dalam penggunaan energi surya adalah baterei. Cahaya matahari diterima oleh panel surya dan diubah menjadi energi listrik yang disimpan ke dalam baterei.
Belakangan ini banyak sekali jenis baterai di pasaran, tentunya baterai berbasis Lithium adalah yang terbaik, namun terkait dengan harganya yang relatif tinggi maka masih ada yang bersikukuh ingin menggunakan aki basah atau aki motor. Maka dari itu, disini akan dibahas mengenai jenis-jenis aki yang pada umumnya kita temui di lapangan.
1. Aki Basah Konvensional
Konstruksi aki jenis ini adalah aki model basah yang berisi cairan asam sulfat (H2SO4). Ciri utamanya memiliki lubang dengan penutup yang berfungsi untuk menambah air aki saat ia kekurangan akibat penguapan saat terjadi reaksi kimia antara sel dan air aki. Sel-selnya menggunakan bahan timbal (Pb). Kelemahan aki jenis ini adalah pemilik harus rajin memeriksa ketinggian level air aki secara rutin. Cairannya bersifat sangat korosif. Uap air aki mengandung hydrogen yang cukup rentan terbakar dan meledak jika terkena percikan api. Memiliki sifat self-discharge paling besar dibanding aki lain sehingga harus dilakukan penyetruman ulang saat ia didiamkan terlalu lama.
2. Aki Hybrid
Pada dasarnya aki hybrid tak jauh berbeda dengan aki basah. Bedanya terdapat pada material komponen sel aki. Pada aki hybrid selnya menggunakan low-antimonial pada sel (+) dan kalsium pada sel (-). Aki jenis ini memiliki performa dan sifat self-discharge yang lebih baik dari aki basah konvensional. (sumber: Aki GS Astra)
3. Aki Kalsium
Kedua selnya, baik (+) maupun (-) mengunakan material kalsium. Aki jenis ini memiliki kemampuan lebih baik dibanding aki hybrid. Tingkat penguapannya pun lebih kecil dibanding aki basah konvensional.
Keunggulan Aki kalsium:
- Mempunyai performance yang baik dibanding accu Antimonial dan Hybrid di atas.
- Mempunyai daya tahan / usia pakai yang baik. (tahan lama).
- Tingkat Self-Discharge paling kecil (0.1-0.2% (volume/day)
4. Aki MF (Maintenance Free)
Aki ini adalah jenis aki bebas perawatan. Aki jenis ini dikemas dalam desain khusus yang mampu menekan tingkat penguapan air aki. Uap aki yang terbentuk akan mengalami kondensasi sehingga kembali menjadi air murni yang menjaga level air aki selalu pada kondisi ideal sehingga tak lagi diperlukan pengisian air aki. Aki jenis ini biasanya terbuat dari basis jenis aki hybrid maupun aki kalsium.
5. Aki Sealed (SLA)
Aki jenis ini selnya terbuat dari bahan kalsium yang disekat oleh jaring berisi bahan elektrolit berbentuk gel/selai. Dikemas dalam wadah tertutup rapat. Aki jenis ini kerap dijuluki sebagai aki kering. Sifat elektrolitnya memiliki kecepatan penyimpanan listrik yang lebih baik. Karena sel terbuat dari bahan kalsium, aki ini memiliki kemampuan penyimpanan listrik yang jauh lebih baik seperti pada aki jenis calsium pada umumnya. Pasalnya ia memiliki self-discharge yang sangat kecil sehingga aki sealed ini masih mampu melakukan start saat didiamkan dalam waktu cukup lama. Kemasannya yang tertutup rapat membuat aki jenis ini bebas ditempatkan dengan berbagai posisi tanpa khawatir tumpah. Namun karena wadahnya tertutup rapat pula aki seperti ini tidak tahan pada temperatur tinggi sehingga dibutuhkan penyekat panas tambahan jika ia diletakkan di ruang mesin.