Letak Geografis Indonesia yang dilewati Sabuk Lingkar Api Pasific (Pasific Ring of Fire) dan Sabuk Mediterania menjadikan tanah di Indonesia rata-rata memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Selain itu, Letak Geografis Indonesia yang berada diantara 2 Samudera besar membawa dampak Indonesia memiliki 2 musim yaitu Kemarau dan Penghujan (angin laut yang membawa banyak air), hal ini dipengaruhi oleh angin musim yang berhembus tiap enam bulan sekali.
Wilayah Indonesia yang cukup luas dan jumlah penduduknya yang cukup besar menjadi kendala bagi pemerintah Indonesia (melalui PLN) untuk bisa mencukupi kebutuhan daya listrik di setiap wilayah. Sehingga masih banyak daerah di Indonesia yang belum tercukupi kebutuhan dayanya, bahkan tidak sedikit yang belum mendapatkan pelayanan PLN sama sekali. Sehingga sebagian besar penduduk yang tinggal di daerah tersebut menggunakan bahan bakar BBM sebagai sumber energi untuk memenuhi kebutuhan daya listrik mereka, itupun kadang kesulitan mendapat pasokan BBM.
Selain daripada itu, tarif listrik PLN dan harga BBM yang kian hari makin meningkat bisa menjadi bahan pertimbangan lebih lanjut, serta tingkat polusi dari pemakaian BBM yang sangat merusak alam Indonesia sendiri
Banyak daerah persawahan di Indonesia membutuhkan air sepanjang tahun, mengingat banyaknya sawah tadah hujan yang memerlukan sistem irigasi yang memadai. Selama ini petani bergantung pada genset, bbm dan pompa celup untuk mengairi sawah mereka. Akan tetapi bbm kadang sangat sulit didapatkan, sehingga membuat petani kita kewalahan. Karena itulah pompa tenaga surya hadir untuk mencukupi kebutuhan air untuk persawahan tanpa bergantung persediaan bbm di lokasi.
Dalam rangka membangun Sistem Pompa Air Tenaga Surya untuk keperluan irigasi lahan pesawahan, maka kita harus menghitung kebutuhan air untuk area lahan tersebut. Dengan melihat suatu sumber air, bisa diperkirakan air tersebut dapat mengairi sawah berapa hektar. Debit air (liter per detik) diestimasikan dapat menghitung jumlah air yang dibutuhkan untuk mengairi suatu wilayah sawah.
Untuk membangun Sistem Pompa Air Tenaga Surya yang maksimal secara kualitas dan minimal secara pembiayaan, maka diperlukan survey lokasi yang terperinci, dari mengukur debit sumber air per jam, jarak dan ketinggian (head) mulai dari sumber air, apakah berupa sungai, danau, atau sumur, kemudian penampung (reservoir), apakah berupa bak beton, tangki, atau berbentuk embung/kolam. Sampai hingga daerah pelayanan yang berupa sawah dan bagaimana cara distribusi air dari penampung ke area pesawahan, apakah menggunakan saluran terbuka atau menggunakan pipa distribusi, dan lain sebagainya.
Survey ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan dalam perencanaan sistem yang nantinya akan bisa didapatkan sistem yang ideal/optimal.
Secara garis besar, hal-hal yang harus diperhatikan dalam membangun suatu sistem pengadaan air yang menggunakan teknologi ini adalah sebagai berikut :
- Sumber Air, dapat berupa mata air, sungai, danau, atau sumur
- Debit air pada sumber air, untuk menghindari tekor pada saat pompa beroperasi
- Jarak antara sumber air dan lokasi penampung utama (reservoir).
- Selisih ketinggian (head) antara sumber air dan penampung utama (reservoir).
- Jumlah area sawah yang akan diairi .
- Jarak antar lokasi penampung utama (reservoir) dengan area pesawahan.
Bagian-bagian utama pada Instalasi Sistem Pompa Air Tenaga Surya, adalah sebagai berikut :
- Panel surya / Solar Cell
- Pompa Submersible + Controller + Sensor
- Sistem distribusi air, dapat berupa saluran terbuka (selokan) dengan dilengkapi beberpa pintu air sebagai pengatur pembagian air, atau dengan jaringan pipa yang dilengkapi katup pembagi