Apa itu smart system monitoring pju, apa manfaatnya bagi kota Riau, serta bagaimana pemanfaatan smart monitoring system pada PJU di Riau?
Kota Riau adalah salah satu provinsi besar yang ada di Indonesia. Riau kaya dengan sumberdaya alam antara lain seperti minyak bumi, gas alam, karet, dan juga perkebunan sawit. Provinsi Riau terbagi dalam 10 kabupaten yaitu Kabupaten Bengkalis, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Kampar, Meranti, Kuantan Singingi, Pelalawan, Rokan Hilir, Rokan Hulu, Siak, serta 2 kota yaitu, Kota Dumai dan Kota Pekanbaru.
Kegiatan ekonomi di provinsi Riau berkembang dengan pesat, ini dapat dilihat salah satunya dengan berkembangnya perbankan di wilayah Riau (ditandai dengan banyaknya bank swasta dan BPR, selain bank milik pemerintah daerah). Selain perekonomian dan perbankan yang berkembang pesat di Riau, perkembangan juga terjadi di sektor wisata, baik itu wisata budaya maupun wisata alam. Sektor pendidikan juga berkembang pesat dengan adanya banyak perguruan tinggi di Riau.
Perkembangan di Riau sendiri juga tidak luput dengan dukungan prasarana transportasi yang memadai. Transportasi darat berupa jalan yang menghubungkan setiap wilayah di Riau semakin mempercepat perkembangan di provinsi Riau.
Untuk mendukung kelancaran transportasi tentu dibutuhkan prasarana pendukung lainnya, yaitu penerangan jalan. Dengan penerangan jalan yang cukup akan semakin membantu masyarakat dalam beraktivitas sehari-hari serta terus menggerakan roda perekonomian di Riau.
Penerangan jalan umum tentunya juga membutuhkan biaya operasional setiap harinya, semakin panjang jalan dan semakin banyak lampu PJU (Penerangan Jalan Umum) yang dipergunakan tentu akan semakin besar juga biaya operasional yang akan ditanggung oleh pemerintah daerah Provinsi Riau, pemerintah kabupaten dan kota, serta PLN.
Sebagai contoh, misalnya dalam satu ruas jalan sepanjang 10 km terpasang 250 tiang lampu PJU dengan kekuatan lampu LED 120W (sesuai dengan SNI 7391:2008). Lampu penerangan jalan bekerja selama 12 jam dalam satu hari (pukul 18.00-06.00). Daya listrik yang dibutuhkan untuk operasional 250 lampu tersebut adalah 360.000 Wh/hari atau setara dengan 360 kWh/hari (dasar perhitungan 250 tiang x 120W x 12 jam = 360.000 Wh/hari).
Dengan daya listrik sebesar 360 kWh dan biaya listrik PLN Rp 1.475,- maka dibutuhkan biaya sebesar Rp 531.000,-/hari (360 kWh x Rp 1.475,-), dalam 1 bulan menjadi Rp Rp 15.930.000,/bulan (Rp 1.475,- x 30 hari), dan setahun menjadi Rp 193.815.000,-/tahun (Rp 15.930.000,- x 12 bulan). Biaya tersebut dengan asumsi tidak ada kenaikan tarif listrik dari PLN.
Bisakah biaya operasional untuk lampu penerangan jalan umum dibuat efisien? Bisa, dengan memanfaatkan Smart System Monitoring.
Bagaimana Smart System Monitoring menjadikan biaya operasional untuk lampu PJU menjadi efisien?
Efisiensi Biaya Operasional Lampu PJU di Riau dengan Smart System Monitoring
Smart System Monitoring adalah sebuah sistem yang berfungsi untuk memonitor dan mengatur atau mengendalikan rangkaian lampu penerangan jalan umum (PJU) dalam satu lokasi atau daerah tertentu secara nirkabel (wireless) secara terpusat. Jadi pengawasan dan pengendalian lampu-lampu PJU tersebut bisa dilakukan dari jarak jauh melalui koneksi GSM. Salah satu fitur dari Smart System Monitoring adalah Dimmer Control dan Timed Control.
Dengan fitur Dimmer Control dan Timed Control yang ada pada Smart System Monitoring untuk PJU di Riau kita bisa mengatur lampu-lampu jalan tersebut sesuai kondisi dan lokasi. Contoh pemanfaatan kedua fitur tersebut adalah sebagai berikut.
Kita mengatur kekuatan lampu berdasarkan jam operasional.
- Pukul 18.00-21.00 menggunakan 100% daya, jadi dengan 250 tiang lampu dan kekuatan 120W (100%) waktu operasional 3 jam, daya total yang dibutuhkan 90.000 Wh.
- Pukul 21.00-24.00 menggunakan 50% daya, jadi dengan 250 tiang lampu dan kekuatan 60W (50%) waktu operasional 3 jam, daya total yang dibutuhkan 45.000 Wh.
- Pukul 00.00-06.00 menggunakan 30% daya, jadi dengan 250 tiang lampu dan kekuatan 36W (30%) waktu operasional 6 jam, daya total yang dibutuhkan 54.000 Wh.
Dengan perhitungan di atas terlihat bahwa dalam 1 hari (12 jam operasional) total daya yang dibutuhkan 189.000 Wh (90.000 Wh + 45.000 Wh +54.000 Wh) atau setara 189 kWh/hari. Jadi biaya listrik yang dibutuhkan dalam sehari adalah Rp 278.775,-/hari (Rp 1.475,- x 189 kWh), dalam sebulan Rp 8.363.250,- (Rp 278.775,- x 30 hari), dan dalam setahun menjadi Rp 101.752.875,-/tahun (Rp 8.363.250,- x 12 bulan).
Dari perhitungan tersebut di atas dapat dilihat bahwa pemanfaatan Smart Remote Monitoring bisa menurunkan biaya listrik PLN sebesar Rp 92.062.125,-/tahun (Rp 193.815.000,- – Rp 101.752.875,-), penghematan tersebut setara dengan 47.5%/tahun.
Berapa lama penghematan ini bisa kita dapatkan? Tentunya sesuai dengan umur lampu LED yang terpasang yaitu sekitar 50.000 jam atau setara dengan 11 tahun 5 bulan (operasional lampu 12 jam/hari). Jadi selama 11 tahun 5 bulan kita bisa menghemat biaya listrik total sebesar Rp 1.050.981.219,- (Rp 92.062.125,- x 11,416 tahun). Satu milyar lebih bisa dihemat dari pemanfaatan Smart System Remote Monitoring ini.
Berdasarkan simulasi di atas jelas dapat dilihat penghematan dan efisiensi yang diperoleh dari pemanfaatan Smart System Monitoring untuk PJU (penerangan jalan umum) di Riau selama kurang lebih 11 tahun. Sebuah efisiensi yang cukup besar, biaya operasional lampu PJU bisa dihemat oleh pemerintah provinsi Riau atau pemerintah kabupaten kota di Riau.
Bumi Energi Surya adalah distributor Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS), Pompa Air Tenaga Surya (PATS), Solar Home System (SHS), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Solar Panel, Controller.
Kami berpengalaman membangun PATS, PLTS, PJUTS, SHS di berbagai wilayah di Indonesia untuk keperluan pribadi, instansi pemerintah, dan swasta.
Untuk informasi dan konsultasi lebih lanjut mengenai Smart System Remote Monitoring, silakan hubungi kami.
Sumber foto: Riau Pembaruan